“ADREA IS ME”
"Kesel…Kesel…Kesel….”Gerutu adrea
Hari ini aku kesel banget. Sekolah bakal nggak asyik lagi ini. Dasar banget itu anak, awas aja kamu ya. Malem ini mau kemana yah? Kak chiko nginep dirumah temannya lagi. Aku telpon dimas ma arya aja ah… Dimas dan arya, mereka sahabat aku dari dalam kandungan, Dimas lebih tua tiga bulan sama aku, arya tua tiga hari sama aku.tapi terkadang arya bisa bersikap seolah-olah dia lebih tua sepuluh tahun. Eitz, apaan ini handphone aku getar-getar…
“ Halo…Assalamu’alaikum” .
“Weitz, teman kita tobat bro” kata dimas.
“Heh! Ada apa ini malem-malem telpon aku”
“Aku tahu kamu pasti lagi bosan banget kan, aku mau ngajak kamu ke café..mumpung masih sore, bray” ajak dimas.
Kebetulan banget, aku lagi kesel ma sofy..Bercanda kelewatan banget itu anak. Masa privasi aku di bongkar sih. Gara-gara sofy aku jadi gini. Dimas dan arya pun datang. Kami menuju ke café di jalan Demang lebar daun. Sesampainya disana, kami pun memesan tiga mangkok bakso rusuk special dan tiga jus alpokat. Wah…lihatnya aja aku sudah ngiler banget. Saat aku dan teman-teman makan, eh Sofy dan Ruky pun datang ke café itu. Tambah black mood banget ini, kebetulan yang sangat tidak diharapkan. Tapi gila aja Ruky si anak basket yang super duper zuper cool dan cuek mau aja jalan ma cewek jahil dan sombong.
“Ayo cabut” ajakku.
“Apa! Ah kamu rea, ini bakso sudah manggil aku buat di makan, jus alpokat ini juga” jawab dimas heran.
“Kamu kenapa rea? Kamu masih kesel masalah tadi??” Tanya arya.
“Ya sudah, kita makan dulu baksonya lagian mereka makan dilantai dua kok”
Bener banget apa yang dibilang arya, gimana aku nggak kesel. Boxer aku yang motif bunga mawar sehabis pelajaran olahraga sudah ada di tiang bendera. Aduh..jelek image aku depan adik kelas aku. Padahal aku terkenal tomboy dan cool tapi…ah!! Males banget mikirnya...Sofy!!!! Aku ada salah apa sih ma kamu??? Aku dan teman-teman pun pergi dari café itu, untungnya mereka berdua nggak tahu. Kenapa sih akhir-akhir ini aku sial terus. Apalagi hari ini, parah sialnya.
“Hah!! Jam 6??”
Aduh, jam pertama bahasa inggris. Mana cuaca pagi ini cerah banget lagi, nggak ada alasan buat telat. Semoga hari ini aku beruntung. Aku pun terburu-buru karena dua puluh menit lagi bel berbunyi.
Sesampainya di sekolah, gerbang pun sudah tertutup. Hah! Sial! Aku baru bisa masuk jam kedua. Lima belas hari aku sudah sial berat. Sumpah! Nah itu Ruky, kenapa lagi aku mikirin dia. Cukup satu tahun yang lalu aku suka dan cinta ma dia.
Setelah jam pertama habis, aku baru bisa masuk ke kelas. Dimas dan arya malah ketawa aja melihat aku telat. Sahabat macam apa itu. Bel pun berbunyi dan semua anak masuk ke kelas masing-masing. Tiba-tiba Pak Hendra pun masuk ke kelas XI IPA 2 dan tak lama kemudian, si putri pun masuk dengan ramahnya. Dia di pandu oleh wakil kepala sekolah. Anak-anak di kelas pun terkejut melihat si putri. Penampilannya memang kayak putri beneran. Setelah mengantar putri, wakil kepala sekolah pun kembali ke kantor. Bu sufy pun menyuruh putri untuk memperkenalkan diri.
”Hai teman-teman,,Kenalkan Nama saya Putri Al-farizy Dhinamitha,, Kalian bisa panggil saya putri. saya pindahan dari SMA Jakarta. mohon bantuannya yah ” kata putri.
”wah udah punya cowok belum ni put” celetuk dimas
”emm....gak bisa tanya yang lain yah??/” tanya balik dari putri dengan senyuman yang sangat indah.
Arya pun terdiam melihat senyuman putri yg begitu damai...Mungkin dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia tiada henti2nya melihat ke arah putri. Putri pun tahu dengan sikap arya. Putri pun merasa nggak enak seperti itu.
” Dimas? Tanya yang berbobot dikit donk? Kamu mau apa jadi pacar dia?? “.
“aku si mau, tp dia nya belum tentu mau” canda dimas.
Semua anak-anak dikelas pun tertawa dengan lepasnya, begitu pula dengan putri yang tertawa dengan ramah. Putri anak baru tapi sudah mencuri perhatian semua teman-teman cowok. Emm..kecuali Ruky. Wah Ruky memang So sweet. Tapi Arya kok jadi diam ya..ah! jangan-jangan Arya suka ma putri.
“Dimas, kayaknya arya kena virus CPPP..???” Bisikku.
“CPPP? Apaan itu? Nggak keren banget yah nama virusnya? Rea, yang aku tahu ni yah walau aku nggak pinter-pinter ipa, tapi aku bisa masuk ipa, dan selama pelajaran biologi nggak ada pelajaran virus CPPP???” cerocos Dimas dengan lugunya.
”Heh? Dodol dari Bandung? CPPP itu bukan virus yang kayak pelajaran Ipa?? Payah punya teman yang SD aja delapan tahun” Jawabku dengan geramnya.
”Nah kan lagi-lagi, Dodol itu bukan dari bandung tapi dari garut, nggak pernah belajar sejarah ini” tungkas Dimas.
”kan ? ini yang buat aku rasanya mau gantung diri di pohon cabe, yah aku itu tahu dodol itu dari garut”
Aku pun kesel banget ma dimas, aduh teman satu ini super lugu. Tapi aku sayang ma dia, walaupun agak dodol dia tetap sahabat ku. Putri pun duduk satu bangku ma Ruky karena Sofy nggak masuk. Pasti kalau Sofy masuk, Dia akan cemburu banget. Tapi kok aku ngerasa aneh ya lihat Ruky duduk ma putri, putri kan cantik dan feminim. Aku? Tomboy, urak-urakan. Kelebihan Aku cuma bisa olahraga doang. Ruky? Kamu itu cinta pertama aku, tapi kamu nggak pernah kasih respon ma perasaan aku. Aku nyerah.
Dua hari Ruky, Sofy dan Putri selalu bersama, ke kantin, pulang sekolah, berangkat sekolah dan lain-lain. Ruky bisa tertawa lepas ma mereka, Giliran sama aku. Cuek banget. Ruky kapan yah kamu bisa bersikap kayak itu sama aku.
Saat istirahat, aku main basket sendirian. Tiba-tiba ada bola basket kena di kepala aku. Aduh siapa lagi yang lempar ini bola? Sakit. Aku pun menoleh, ah! Ternyata Ruky...Tapi dia nggak minta maaf sama aku. Dia langsung aja pergi. Aneh banget. Sakit...Benjol kepalaku. Dimas dan Arya pergi kemana lagi. Pasti itu anak tebar pesona lagi ma adik-adik kelas. Beberapa hari ini mereka nggak mau lagi main basket bareng aku, pulang dan berangkat sekolah nggak mau. Tahun ini semua yang ada di Sekolah tiba-tiba membosankan dan tidak menyenangkan.
Saat pulang sekolah aku bertemu dengan putri di parkiran, matanya melihatku dengan tidak menyenangkan. Seakan-akan mau memakanku hidup-hidup. Ada apa lagi ini?
”Rea? Kamu nggak usah dekat-dekat ya ma Ruky? Dia sudah jadian ma Sofy” Kata Putri.
” Dekat? Kapan lagi aku dekat ma dia? Ngomong aja nggak pernah” jawab ku dengan agak kesal.
”Aku tadi lihat kamu main basket bareng dia, So kamu nggak usa dekat-dekat dia lagi. Oke!” kata putri lagi sambil dia pergi.
Apaan sih..aku dekat ma Ruky? Nggak pernah lagi. Semua orang sudah gila kali ya. Aku pun pulang dengan agak kesal. Sesampai dirumah, nggak ada orang lagi. Membosankan sekali sih. Aku pun tertidur sampai pagi.
Kalenderku pun menunjukkan tanggal 17 april.. Aku pun teringat sesuatu tapi susah banget mengingatnya. Aku pun berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, berharap keadaan sekolah seperti tahun lalu yang sangat menyenangkan, aku bisa ngomong sama Ruky dengan biasa tanpa dia tahu perasaan aku. Aku ma Sofy baik-baik aja, walaupun ada perang dingin. Aku bisa main basket bareng Dimas dan Arya, hang-out bareng. Tapi itu semua cuma mimpi.
Sesampai di Sekolah, semua masih seperti ini. Nggak ada yang berubah. Pak satpam yang biasanya gokil, ini tiba-tiba cuek. Aku menjalani pelajaran pertama sampai pelajaran ketiga tanpa semangat. Teman sekelasku pada cuek semua, Dimas dan Arya pun sibuk sendiri sama Putri, Ruky dan Sofy juga. Apa benar mereka pacaran? Sakit banget aku lihatnya.
Aku pun pergi ke perpustakaan untuk menyendiri, kali aja mood aku baik lagi. Bayangan Ruky dan Sofy yang bercanda-canda pun terlintas terus. Muka Ruky yang tiba-tiba cuek dan tanpa senyum sedikitpun dengan ku semenjak beberapa hari yang lalu. Rasanya ingin pindah dari sekolah ini, tapi aku sudah sayang banget ma sekolah ini. 2 tahun aku melalui hari-hari di sekolah ini. Tiba-tiba aku tertidur, kebiasaan banget. Karena perpustakaan itu bagi aku, Dimas dan Arya tempat buat tidur siang kalau lagi istirahat. Daripada kami kelayapan mending tidur di Perpustakaan.
Bel pun berbunyi...aku terbnagun dan melihat jam...
”Apa jam 1???” kataku kaget saat melihat jam dinding yang terpajang di dinidng perpustakaan.
1 jam pelajaran aku nggak ikut belajar, saat aku tiba di depan kelas. Pintu kelas masih terkunci dari dalam, berarti Pak Guru masih mengajar. Aku menunggu depan kelas selama 17 menit, dan tiba-tiba pintu terbuka dan.....
”Surprise!!!!” Teriak semua teman-teman aku...
Aku pun masih bingung dengan semua yang terjadi, aku cubit tangan aku ternyata bukan mimpi. Dari balik teman-teman aku muncullah Ruky dengan kue tar yang dihiasi lilin angka 17.
”Happy Birthday, Adrea.”Ucap Ruky dengan senyuman.
Aku masih bingung dan bingung. Dimas dan Arya pun mengucapkan selamat ulang tahun sama aku.
”Rea? Kamu ingat kan hari ini tanggal berapa?” tanya Arya
”17 april? Terus kenapa?” jawabku heran
”Kamu bener-bener nggak inget?” tanya Dimas
”Astaghfirullah hari ini aku ulang tahun ya?” tanyaku
”iya” jawab mereka serempak
Ternyata semua sudah direncanakan sama Ruky, 17 hari dia ngerjain aku. Menyuruh Sofy, Putri, Dimas dan Arya buat bantu dia. 17 hari buat aku kesel, marah, dan merasa sendirian. Buat aku patah hati. Dan di tanggal 17 april di ulang tahunku yang ke-17 Ruky menyatakan cinta kepadaku. Ruky telah menunggu waktu yang tepat dan indah.
”Maaf ya Rea, aku tahu kok kalau kamu suka aku satu tahun lalu. Sebenarnya aku juga sudah suka sama kamu, tapi aku ingin semuanya terlihat indah, Karena kamu pacar pertama aku dan aku pacar pertama kamu. Jadi aku ingin semunya di ingat sama teman-teman dan kita.” jelas Ruky penuh semangat
”hah! Beneran? Kita pacaran? Kamu suka aku? Terus Sofy?” tanyaku
”Rea, aku Cuma bohong sama kamu, memang aku dulu pernah suka sama Ruky tapi aku ingat kalau aku sama Ruky itu sepupu dan putri itu juga sepupu kami” terang Sofy.
”Maaf ya put, aku Cuma bantu sepupu aku aja kok. Maklum pacar pertama. Dia menderita banget lho, nunggu kamu satu tahun” kata Putri
”Maafkan kami sahabat kecil” kata Dimas dan Arya bersamaan.
Akupun merasa semua ini seperti mimpi, tapi ini kenyataan. Di tanggal 17 April, Di umurku yang telah remaja yaitu 17 tahun. Selama 17 hari aku merasa semuanya ini mimpi buruk tapi di balik semua itu keindahan pun telah menungguku. Terima kasih buat semuanya. Aku dan Ruky pun pacaran, tapi pacaran yang sehat. Karena masa depan kami masih panjang. Kami pun tidak mau semua rusak. Walaupun Ruky pacar pertama aku, Aku harap Dia bisa jadi pacar terakhir aku. Aku akan menjalankan hari-hari ke depan dengan penuh semangat baru, lembar baru, dan belajar kedewasaan dengan sendirinya.