Thursday, April 7, 2016

Very badly

2 jam lagi selesai 7 april.
Sama seperti 7 tahun belakangan ��
Nggak heran.
Sekeras apapun sesering apapun aku memberikan penjelasan memberikan pengertian yang aku mau. Kalau hati tak merestui apalah daya.

Aku mengerti akan sifat dan sikapmu.
Aku memahaminya.
Hanya hatiku terkadang terlalu kecewa.
Aku harap besok aku sudah baikan.

Kalo sayang mau tahu.
Aku takut sama bulan april. Aku takut akan kejadian ini lagi dan lagi.
Karena 7 tahun ini ya seperti ini.
Hanya saat umurku 18 tahun kau memberikanku kue.
Itu kue pertama dan terkakhir dari seorang lelaki pertama yang menyayangiku.
Terima kasih sayang.

Hari ini? Aku nggak apa-apa hanya menangis seharian. Its oke. Kamu udah biasa melihat ini.

Saat tanggal 1 april. Aku berharap ke 7 april tuh lama ternyata sangat cepat. Ngga pernah makan nasi. Sehari sekali terkadang nggak sama sekali ya karena ini. Aku takut akan hari ini.
Dan ternyata ya hari ini.
Hari ini pun tak memakan nasi. Tak minum obat. Tak perawatan wajah. Hanya ingin menangis dan menangis.
Rasanya ingin menangis di pelukan mu dan bilang kemana saja kamu seharian.
Padahal aku sudah menitipkan ATM ke kamu. Berharap seharian kita jalan.

Berharap kau menemaniku seharian. Ketemupun tak satu katapun mengucapkan secara langsung.

Sayang aku selalu bilang... Hari lain tak apa kau tak bisa bersamaku. Aku sudah selalu memahami disaat kau perlu waktu bersama teman mu. Tapi 7 april please stay with me please. Tapi lagi dan lagi.
Padahal aku bilang 7 april hanya 1 kali dalam setahun.
Aku sadar aku sudah tua. Aku hanya ingin bersamamu merayakan smuanya.

Aku nggak marah kok sayang. Hanya kecewa kenapa kau lakukan lagi.
Seharusnya kau jaga-jaga waktu dan semuanya hanya untuk hari ini saja.

Aku selalu memikirkan hari bahagiamu.
Setiap tahun aku selalu berusaha merayakan dan selalu ada untukmu. Cobalah kau ingat2 pernah kah sekali saja aku tak ada disampingmu pada tanggal 3 juni?

Tak pernah karena rasanya sakit syeeeekaaaali sayaaaaang.
Sampai detik ini aku tak bisa berhenti menangis.

Terma kasih ya sayang sudah mengucapkan jam 00.00.
Terima kasih banyak. Maaf ke tidak dewasa aku. Tapi sakit sekali sayang seriusan deh.
Aku ingin sekali pergi ke pelukanmu dan bilang...
Sayang kenapa lagi ini. Kenapa sayaaang....

Kaupun tak menelpon.
Aku berusaha tak memberontakmu sayang
Karena aku tau bukan mengobati kecewa dan kesedihanku kau akan kembali memarahiku dan mengeluarkan kata2 yang lebih kejam.

Jadi aku menulis saja.

Oh ya kau malah sibuk sama sonya. Iyah sayang dia cantik. Wajar kalo kamu menginginkannya hehe

Aku mah hanya sebongkah upil...

Stop stop...
Selalu bahagia ��������

No comments:

Post a Comment