Halo 2020 tahun lalu aku pun hanya sempat nulis 1 blog saja. karena aku terlalu fokus sama kerjaan dan mnegurus rumah.
hari ini aku mengunjungi blog ini karena aku sudah nggak kuat menahan beban ini. sampe detik ini aku belum bisa menangis biar perasaan ini sedikit berkurang. kebiasaanku adalah lebih lega kalo sudah menuliskan semuanya disini. aku nggak berharap ada yang membacanya. aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan!
Hari rabu lalu, suamiku jujur sama aku. hal yang aku takutkan selama ini sebenernya. kita flashback dulu beberapa tahun lalu. kami berpacaran selama 7,5 tahun lalu menikah. usia pernikahan kita udah berjalan 3,5 tahun. kalo ditotal 11 tahun kami bersama. 13 tahun kami saling mengenal.jadi dia sudah sangat mengenal aku tanpa aku ngomong pun dia selalu tau apa yang aku inginkan. itu adalah kehebatannya. aku? aku emang kurang peka kalo yang kayak gitu, dulu juga aku adalah tipe yang sangat romantis tapi lambat laun keromantisan itu berkurang seiring waktu dengan sikapnya yang nggak terlalu suka dengan hal-hal itu. alhasil kami jarang foto romantis seperti pasangan lain. kami lebih ke TEMEN sih.
banyak temen yang salut sama kita, karena kami menikmati pernikahan ini dengan simple dan rileks alias sangat2 berteman. jarang ribut hal-hal sepele. pokoknya bener-bener saling pengertian.
sikap kecemburuan ku adalah sikap yang paling aku dan dia benci. dulu aku sangat cemburu parah dengan hal-hal sepele. selama pacaran pun kami putus nyambung mungkin 3-4 kali. tapi selalu berbaikan dalam hitungan jam. tetep permasalahannya karena dia terlalu open sama cewek.
2015 itu keributan yang sangat besar, kita putus berhari-hari. tahun itu aku merasakan sakit yang teramat. biasanya aku selalu menulis tanpa cerita ke orangtuaku. karena itu masih bisa diselesaikan berdua. tapi tahun itu sangat berat, tapi ujung2nya kami berbalikan. dan memutuskan menikah di tahun 2016.
ujian awal pernikahan adalah kami harus tinggal dirumahnya. iyah disana dia sangat-sangat masih seperti bujangan, belum dewasa dan aku sangat menderita (dia tahu kok akan hal ini) 3 minggu kami tinggal dirumah orangtua nya. aku berusaha mencari solusi buat ngajak dia tinggal berdua. aku berusaha keras banget. aku ingin dia lebih bertanggung jawab dalam segala hal tentang kami.
akhirnya kita tinggal berdua. lama kelamaan kami sudah bisa menikmati indahnya pernikahan, kehabisan uang, susah makan, semua nya dilalui dengan happy. dia dewasa mencari apapun pekerjaan, dan sekarang dia memiliki berbagai pekerjaan diluar sana.
1 tahun pernikahan kami sering cekcok masalah cemburu2an gitu tapi dia menghadapi dengan santuy. akunya yang emosi besar yang sangat mengerikan aku pernah megang gunting rasanya ingin menusuk perut itu karena aku abis mukul2in dia. istri yang buruk!!!
saat itu aku berusaha dan memutuskan untuk tidak cemburu. berusaha menjadi istri yang nggak posesif. semua nya berhasil, aku lebih santai, nggak pernah cemburuan, nggak pernah nyubit/mukulin dia(mukulnya versi cewek ya. bukan gelud gelud versi cowok) alhasil aku hamil diusia pernikahan kita 1,5 tahun.
saat kehamilanku aku lebih legowo, bagiku anak adalah hal utama. suamiku juga lebih giat bekerja sehingga kami jarang bertemu dirumah. karena akupun bekerja. dia selalu pulang disaat aku tidur.
3,5 tahun kami menikah, anak udah hampir 1,5 tahun juga. masalahpun menghampiri.
dengan sikap noncemburu ku, alhasil dia yang sangat open terhadap semua orang dekatlah dengan beberapa wanita, anggap saja semua teman. karena suamiku adalah orang yang supel, banyak nglucu. semua temen2 cewekku semuaaaaanya juga akrab sama suamiku. tetapi? mimpi buruk menghampiriku akhir2 ini. suami selalu cerita siapa yang deket, apa aja yang mereka obrolin, semua nya dia jujur. aku berusaha menjadi istri yang supel, santai, bersahabat agar dia selalu jujur dan nggak takut untuk menyampaikan apapun.
dari situ, suami selalu jujur apapun yang mereka lakukan. ya mungkin kalo istrinya kalian pasti setiap hari kalian akan perang. tapi aku ambil positifnya, suami bekerja di bidang fotograpi, DJ, dll banyak yang akan bertemu dengan WANITA. balik-balik ke suami dia terpengaruh apa nggak. aku sangat mempercayai suamiku. aku juga selalu memberikan nasihat dengan kata2 berteman biar dia nggak marah atau gimana2. tapi kali ini aku kecolongan SANGAT.
salah satu teman wanita nya nyaman bareng dia. dan dia juga nyaman. mereka berteman. bersahabat. nggak ada hal yang aku curigai , awalnya.
yang membuat aku takut adalah wanita ini telah bersuami dan beranak 2. aku sudah menasihati suamiku untuk jangan terlalu berteman dengan wanita yang sudah bersuami. dia bilang ini hanya ttg pekerjaan karena mereka dari bidang yg sama. berulang kali aku selalu menasihatinya. bagaimana perasaan kalian? aku sangat sakit.
aku selalu sakit lho setiap dia cerita tentang teman2 khusus wanita. tapi aku berusaha tegar, senyum, santuy agar dia nggak ada yang disembunyikan dari ku.
oke... kita mulai... waw ternyata prolognya panjang sekali.
minggu lalu dia jujur sama aku, kalo suami temannya ini tahu mereka bersahabat. Jantungku langsung berdegup kencang, yang aku takutkan terjadi. why? toh kalian emang bener2 berteman. aku dengan legowonya akan menemui suaminya agar mereka berbaikan. aku akan merasa bersalah kalo mereka sampe kenapa-kenapa. suami nanya, apakah aku marah? ya pengennya aku marah banget. tapi aku mengkesampingkan perasaan dan hatiku dulu untuk saat ini. seharian suami emang beda, dia sangat pendiem yang biasanya pecicilan. ternyata seharian dia nahan dan cari waktu untuk cerita ke aku.
baru bisa terungkap malemnya. aku sedih ngeliat dia seharian ternyata masalahnya besar yang dihadapinya. aku mungkin istri yang bodoh! disini bukan hanya suami wanita itu yang tersakiti, tapi aku aku aku aku aku!!!!
tapi otak dan perasaanku hanya memikirkan jangan sampai wanita itu dan suaminya berpisah. aku seharian mencari cara dan kata2 untuk membantu bicara ke suaminya. 2 hari ke depan rencana ingin bertemu berempat. kalian tau?? kebenaran apa yang aku baru aku tau? ya ya ya malem dihari kami akan bertemu, keluarga wanita itu mengirimkan WA yang sangat mengintimidasi aku dan suamiku. kesalahan ini bukan hanya terletak ke suamiku tapi wanita itu. suaminya dan aku pun bersalah karena kami tidak benar menjaga pasangan kami. aku mencoba intropeksi diri. kenapa sampai mereka berteman seperti itu. mungkin perhatian suamiku itu adalah kesalahannya. kalo saja dia perhatian ke wanita yang belum bersuami itu nggak masalah. itu perhatian secara teman. kalo ke istri orang itu bener2 kesalahan.
tapi aku nggak mau judge suamiku juga. heiii... apa aku bodoh! tidak. sampe detik ini aku belum sama sekali memposisikan masalah ini ke diriku. banyak aku harus aku pikirkan... nama baik wanita itu, nama baik suaminya, nama baik keluarga mereka, nama baik suamiku.
di usiaku yang hampir 29 tahun aku nggak menyangka akan mendapatkan masalah besar ini. apalagi saat adik wanita itu mengatakan akan membawa ini kejalur hukum, mau melaporkan ini kesana kemari. aku memberikan pengertian agar menyelesaikan secara kekeluargaan. why? karena tadi aku memikirkan mereka, MEREKA, MEREKA agar nggak malu. kalo aku memposisikannya sebagai diriku aku akan melakukan hal yang sama seperti mereka. mungkin aku akan melaporkan wanita itu, mempermalukannya dan lain-lain. ya itu semua tidak aku lakukan. aku masih memikirkan anak mereka, memikirkan anakku, memikirkan nama wanita itu, memikirkan perasaan suaminya, memikirkan perasaan suamiku yang sangat terbeban.
aku nggak menangis sama sekali, tapi ada sesuatu yang besar dihati yang nggak bisa diungkapkan. itu sangat menyakitkan. sampe sekarang aku yang memikirkan agar semua ini selesai dengan baik-baik. aku berusaha mencari cara agar semua nya baik. agar mereka tidak malu dan tidak kenapa-kenapa. agar aku juga bisa tenang.
No comments:
Post a Comment